Simak Penjelasan Dokter Tentang Wanita Lebih Sering Alami Migrain
hantengri.org – Sakit kepala migrain adalah kondisi yang sering kali lebih sering terjadi pada wanita dibandingkan dengan laki-laki. Wanita memiliki risiko mengalami migrain 3-4 kali lebih tinggi dibandingkan laki-laki. Menurut penjelasan dr. Restu Susanti, seorang spesialis neurologi, faktor ini terkait dengan peran hormon dalam tubuh wanita.
Baca juga: Pikun Pada Lansia: Berikut Beberapa Penyebabnya!
Dr. Restu telah menekankan bahwa perempuan mengalami perubahan hormonal yang signifikan sepanjang hidup mereka, mulai dari masa pubertas, menstruasi, kehamilan, hingga menopause, yang semuanya dapat mempengaruhi kecenderungan mereka untuk mengalami migrain.
Gejala umum dari migrain meliputi nyeri kepala yang berulang dan biasanya terlokalisasi di satu sisi kepala. Intensitas migrain pada wanita cenderung meningkat selama masa pubertas dan puncaknya saat masa reproduksi, kemudian dapat menurun saat memasuki masa menopause.
Bagaimana Dampak yang Akan di Timbulkan?
Migrain adalah kondisi yang dapat memiliki dampak yang signifikan terhadap kehidupan seseorang, terutama jika serangan migrain berulang. Selain itu, sakit kepala juga dapat mempengaruhi kemampuan seseorang dalam menjalankan peran sebagai orangtua.
Serangan yang tidak terduga bisa mengganggu kualitas waktu bersama dengan anak-anak, serta kemampuan untuk merespons kebutuhan mereka secara optimal. Hal ini juga berpotensi mempengaruhi prestasi akademik anak-anak, karena seringkali sakit kepala menyebabkan gangguan yang signifikan dalam rutinitas harian keluarga.
Untuk mengelola sakit kepala secara efektif, penting untuk mendapatkan perawatan medis yang tepat sesuai dengan saran dokter. Pengobatan medis dapat termasuk penggunaan obat-obatan untuk meredakan gejala dan mencegah serangan, serta terapi lain seperti akupunktur atau biofeedback yang dapat membantu mengurangi intensitas atau frekuensi serangan.
Selain pengobatan, gaya hidup sehat juga berperan penting dalam manajemen sakit kepala. Ini termasuk menjaga pola makan sehat, menghindari makanan atau minuman yang menjadi pemicu sakit kepala seperti kafein, alkohol, atau makanan yang mengandung MSG (monosodium glutamat), serta merokok. Dukungan dari keluarga dan lingkungan sosial juga berperan penting dalam membantu penderita menghadapi tantangan yang muncul akibat sakit kepala.